Cintai Istrimu


Pernahkah anda sebagai suami tiba-tiba jatuh cinta kembali kepada istri anda seperti ketika waktu berkenalan? Perempuan yang sederhana namun mempesona yang membuat anda menjadi makan tidak enak, tidur tidak nyenyak karena membayangkan wajahnya. Siang malam menjadi gelisah karena memikirkannya. Tergila-gila kepada istri hampir sudah terlupakan karena tenggelam dalam aktifitas kesibukan. Komunikasi menjadi hambar. Banyak istri yang juga sibuk dan tidak berani sekali waktu untuk bertanya kepada suaminya, apa yang pale mengesankan pada dirinya. Namun hal itu sengaja dikubur dalam-dalam. Toh, sudah menjadi suami istri untuk apa ditanyakan. Maka bagi kita sebagai suami juga sepatutnya menyadari bahwa istri ingin tahu apakah yang mempesona maupun yang berharga pada dirinya bagi kita. Istri kita juga ingin menyakinkan bahwa dia layak untuk dicintai dan dimiliki. istri senantiasa berharap suaminya tidak menyesali pilihan hidupnya sama seperti halnya istri merasa tidak salah untuk memilih suami yang dicintainya. 


Keterpesonaan adalah wujud penghargaan cinta kita kepada seseorang. Kita merasa begitu berharga jika kita mencintai yang layak menerima perasaan kita. Sedangkan seseorang yang kita cintai begitu berartinya dia bagi hidup kta. Pribadi yang begitu mengagumkan untuk kita. Demikian halnya kita juga merasa berarti pula jika dicintai karena kita adalah pribadi yang mengagumkan baginya, karena kita memang layak untuk dicintai. Berbahagialah! Orang yang telah memberikan hatinya untuk anda. Apalagi telah memberikan hati seutuhnya untuk seumur hidupnya. Namun akan menjadi sebuah siksaan bagi seorang istri apabila dirinya tidak tahu apakah dirinya memang mempesona bagi suaminya dan begitu berharga dia bagi anda sebagai seorang suami. Sudah sepatutnya anda tergila-gila dan jatuh cinta kembali kepada istri anda malam ini, Katakan “Cintaku, kau mempesona bagi hidupku.”

Terpesona kepada istri membuat keluarga menjadi indah bagai ditaman surga, sebab bagi siapapun yang telah berkomitmen untuk membangun keluarga merupakan pertaruhan besar sepanjang hidupnya. Ada ikatan yang suci dalam bentuk perjanjian kita dengan Allah. “Sesungguhnya kalian mengambil amanah dari Allah dan kalian halalkan kemaluannya dengan kalimat Allah” (HR. Muslim). Komitmen yang terikat dalam hukum mengatur hak untuk menikmati dan kewajiban yang harus ditunaikan melahirkan komitmen kemanusiaan dalam wujud kesetiaan, cinta dan kasih sayang sehingga kita meraih keindahan yang terpadu dari cinta kita kepada pasangan kita yang memancar dari cinta Allah kepada kita, pada saat itu pula kita dan pasangan kita mendapatkan limpahan cintaNya yang membuat keluarga kita dipenuhi dengan kebahagiaan dan ketenteraman di dunia dan diakhirat.

Lanjutin Yuuk ... !!!

Siapakah Dirinya ???


Bismillah ….

Rasanya aneh ketika aku menulis surat ini untuknya, aku belum pernah bertemu dengannya. Aku tak tahu siapa, bagaimana, dimana, dan seperti apa dirinya itu. Tapi satu hal yang aku yakini bahwa dia ada dan nyata.

Sudah lama aku merindukannya.lama menantinya dan terus mencarinya. Aku sangat lelah dalam perjalananku tetapi selama ini yang aku temui adalah mereka yang hanya singgah sesaat lalu pergi. Dan semoga dirinya bukanlah bagian dari mereka …


Akhirnya, aku menemukannya …

Tersibaklah sedikit tabir misteri dirinya, yang dengannya aku bisa sedikit mengenalnya.

Senyumnya yang menawan, pertanda bahwa sebenarnya dia pemaaf dan ramah. Suaranya yang lembut, pertanda dia pemalu dan pandai memendam amarah. Jilbabnya yang sempurna, pertanda dia seorang muslimah yang istiqomah.

Wajahnya mungkin biasa, tapi bagiku teramat mempesona. Pakaiannya mungkin sederhana, tapi terlihat berharga dan berwibawa. Sedikit bicara, namun ketika berbicara untaian nasehat dan kata hikmah dari lisannya.

Kehadirannya bagaikan mentari pagi yang menyegarkan. Keberadaannya bagai angin genit di siang hari yang menyapa kulit. Kebaikannya ibarat air sejuk di tengah bara api nafsu yang membara. Keteguhannya bagai hujan deras yang mendinginkan panasnya api zaman yang menghancurkan.

Ramai orang berkata,
"teramat sulit mencari dirinya"
kata2 pesimis yang hampir saja aku mengucapkannya…

Tetapi aku yakin, aku telah menemukannya …

Seperti apapun dirinya, aku yakin dia adalah orang yang sangat istimewa seperti doa-doa yang aku panjatkan selama ini kepada-Nya.

Aku menantinya selalu dan dia selalu berada didalam hatiku. Siapapun dirinya, walau masih dirahasiakan tuhan dariku, aku jatuh cinta padanya. Pada saatnya tiba aku akan tahu bahwa itu dirinya, orang yang aku cari selama ini dengan hatiku. Aku akan tahu bahwa itu dirinya, dengan mata hatiku …

*_* $tr@nGeR *_*

Lanjutin Yuuk ... !!!

Assalaamu'alaikum .....


Udah lama yah kita gak bertemu, baru kali ini ane nyempetin diri dan meluangkan waktu buat corat-coret di blog yang udah lama gak keurus .... hehehehe ....

Rasanya lega setelah menjalani ujian selama hampir 1 bulan setengah, fiuhhh .... kebayangkan gimana capeknya??dan yang membuat istimewa ujian kali ini adalah ujian terakhir di kampus, semoga tahun ini ane kelar kuliyah di negeri orang nan jauh ... (klo sempet, ane nitip doa yah temen2 .... hehehehe)


Mungkin kita sudah banyak mengalami perubahan, akan tetapi perubahan-perubahan yang terjadi pada diri kita, tidak menjadikan diri kita berubah dalam artian berubah kearah yang negatif, bukan !!! bahkan sebaliknya !!! kita harus senantiasa terus berubah menuju kebaikan ... (amiin...)

Hmm ...
Sepertinya ane cukupkan dulu kata pembukanya yah .... karna kebetulan sekarang sudah pukul 10:18 malam, waktunya ane bentangkan layar kapal menuju pulau kapuk ... hehehe
jangan panik!!Insya Allah klo ada umur panjang kita sambung cerita lagi lain kali, dan jika ada kesempatan, kita bisa berbagi cerita dimana aja .... huehuehuey

yu ah ...
Semangat !!! dan senyum yang manis !!!!

Lanjutin Yuuk ... !!!

Jujur


Sebaik-baik pelaksanaan adalah melakukan persiapan
Tak jauh berbeda dengan menghadapi ujian
Tak ada permasalahan di dunia ini yang sulit
Kecuali, perkara-perkara dunia yang menyangkut akhirat

Sungguh banyak kulihat manusia mengeluh
Padahal itu hanyalah sebagai perisai diri
Sebagai jalan keluar dari kesalahan-kesalahan yang telah di perbuatnya


Akan ada banyak lagi tipe mereka yang akan kau dapati
Bahkan, itu adalah dirimu …
Ya, dirimu…
Yang dalam pikiranmu adalah manusia hebat, gagah, sempurna, padahal sebaliknya

Tak pernah ada manusia hebat tanpa kekurangannya
Manusia gagah perkasa tanpa kelemahannya
Manusia pintar tanpa kebodohannya
Manusia bahagia tanpa pernah menangis

Semua bercampur menjadi satu kesatuan

Oh, ….
Sungguh merugilah mereka yang menganggap pribadinya sempurna
Sungguh celakalah mereka yang selalu meliihat orang lain dengan sebelah mata

Jika kau hebat, belajarlah jujur sekarang !!!
Jujur saja, bahwa dirimu memiliki banyak kelemahan dan kekurangan

Tak pernah ada kata terlambat untuk berubah
Tidak cukupkah Umar sebagai contoh
Kholid bin Walid sebagai teladan
Tak sedikitpun berkurang kehormatan dan kemuliaan mereka dengan berani jujur

Tidakkah cukup pelajaran dari Abu Jahal ?
Yang dengan congkak menolak kebenaran….

Sungguh begitu banyak contoh dari sejarah orang-orang terdahulu
Yang jujur terhadap dirinya tak pernah mendapatkan apa-apa kecuali kemuliaan
Tapi sebaliknya,
Yang membohongi dirinya, tak pernah terkenal dengan terhormat melainkan terhina dan tercela ….

Lanjutin Yuuk ... !!!

Saat ini adalah Karunia


Di awal tahun ajaran baru, di suatu universitas di USA, CEO Coca Cola, Brian Dyson, berbicara mengenai hubungan antara pekerjaan dan kewajiban (komitmen) hidup yang lain.

"Bayangkan hidup sebagai suatu permainan ketangkasan dimana kita harus memainkan keseimbangan 5 buah bola yang dilempar ke udara. Bola-bola tersebut bernama : Pekerjaan, Keluarga, Kesehatan, Teman dan Spirit dan kita harus menjaga agar ke-5 bola ini seimbang di udara.


Kita akan segera mengerti bahwa ternyata "Pekerjaan" hanyalah sebuah bola karet. Jika kita menjatuhkannya maka ia akan dapat memantul kembali.Tetapi empat bola lainnya *Keluarga, Kesehatan, Teman dan Spirit-terbuat dari gelas.

Dan jika kita menjatuhkan salah satunya maka ia akan dapat terluka, tertandai, tergores, rusak atau bahkan hancur berkeping-keping. Dan ingatlah mereka tidak akan pernah kembali seperti aslinya. Kita harus memahaminya benar dan berusaha keras untuk menyeimbangkannya. Bagaimana caranya ?
Jangan rusak nilai kita dengan membandingkannya dengan nilai orang lain Perbedaan yang ada diciptakan untuk membuat masing-masing diri kita special.

Jangan tetapkan tujuan dan sasaran Kita dengan mengacu pada apa yang orang lain anggap itu penting. Hanya Kita yang mengerti dan dapat merasa "apa yang terbaik untuk kita".

Jangan mengganggap remeh sesuatu yang dekat di hati kita, melekatlah padanya seakan-akan ia adalah bagian yang membuat kita hidup, dimana tanpanya, hidup menjadi kurang berarti.

Jangan biarkan hidup kita terpuruk dengan hidup di 'masa lampau' atau dalam mimpi masa depan. Satu hari hidup pada suatu waktu berarti hidup untuk seluruh waktu hidupmu.

Jangan menyerah ketika masih ada sesuatu yang dapat kita berikan.Tidak ada yang benar-benar kalah sampai kita berhenti berusaha. Jangan takut mengakui bahwa diri kita tidaklah sempurna. Ketidaksempurnaan inilah yang merupakan sulaman benang rapuh untuk mengikat kita satu sama lain. Jangan takut menghadapi resiko. Anggaplah resiko sebagai kesempatan kita untuk belajar bagaimana menjadi berani.

Jangan berusaha untuk mengunci Cinta memasuki hidupmu dengan berkata : "tidak mungkin saya temukan". Cara tercepat untuk mendapatkan cinta adalah dengan memberinya, cara tercepat untuk kehilangan cinta adalah dengan menggenggamnya sekencang mungkin, dan cara terbaik untuk menjaga agar cinta tetap tumbuh adalah dengan memberinya "sayap".

Janganlah berlari, meskipun hidup tampak sangat cepat, sehingga kita lupa dari mana kita berasal dan juga lupa sedang menuju kemana kita. Jangan lupa bahwa kebutuhan emosi terbesar dari seseorang adalah kebutuhan untuk merasa dihargai.

Jangan takut untuk belajar sesuatu. Ilmu Pengetahuan adalah harta karun yang selalu dapat Kita bawa kemanapun tanpa membebani. Jangan gunakan waktu dan kata-kata dengan sembrono. Karena keduanya tidak mungkin kita ulang kembali jika telah lewat. Hidup bukanlah pacuan melainkan suatu perjalanan dimana setiap tahap sepanjang jalannya harus dinikmati.

Lanjutin Yuuk ... !!!

Budaya Negriku


Prof Nagano Staf pengajar Nihon University memberikan kuliah intensive
course dalam bidang Asian Agriculturedi IDEC Hiroshima University. Beliau
sering menjadi konsultan pertanian di Negara2 Asia termasuk Indonesia.
Ada beberapa hal yang menggelitik yang beliau utarakan sewaktu membahas
tentang Indonesia:


1.Orang Indonesia suka rapat dan membentuk panitia macam2.
Setiap ada kegiatan selalu di rapatkan dulu, tentunya dengan konsumsinya
sekalian. Setelah rapat perlu dibentuk panitia kemudian diskusi berulang
kali, saling kritik, dan merasa idenya yang paling benar dan akhirnya
pelaksanaan tertunda2 padahal tujuannya program tersebut sebetulnya baik.


2. Budaya Jam Karet.
Selain dari beliau saya sudah beberapa kali bertemu dengan orang asing
yang pernah ke Indonesia. Ketika saya tanya kebudayaan apa yang menurut anda terkenal dari Indonesia dengan spontan mereka jawab jam Karet! Saya
tertawa tapi sebetulnya malu dalam hati. Sudah sebegitu parahkah disiplin kita.


3. Kalau bisa dikerjakan besok kenapa tidak (?)
Kalau orang lain berprinsip kalau bisa dikerjakan sekarang kenapa ditunda
besok? Saya pernah malu juga oleh tudingan Sensei saya sendiri tentang
orang Indonesia. Beliau mengatakan, Orang Indonesia mempunyai budaya
menunda-nunda pekerjaan.


4. Umumnya tidak mau turun ke Lapangan.
Beliau mencontohkan ketika dia mau memberikan pelatihan kepada para
petani, pendampingnya dari direktorat pertanian datang dengan safari lengkap
padahal beliau sudah datang dengan "work wear" beserta sepatu boot.
Pejabat tersebut hanya memberikan petunjuk tanpa bisa turun ke lapang, kenapa?
Karena mereka datangnya pakai safari dan ada yang berdasi. Begitulah
beliau menggambarkan orang Indonesia yang hebat sekali dalam bicara dan
memberikan instruksi tapi jarang yang mau turun langsung ke lapangan.


Saya hanya ingin mengingatkan bahwa kita sudah terlalu sering dinina
bobokan oleh istilah indonesia kaya, masyarakatnya suka gotong royong,
ada pancasila, agamanya kuat, dll. Dan itu hanyalah istilah, kenyataannya
bisa kita lihat sendiri. Kita selalu senang dengan istilah tanpa action.


Kita terlalu banyak diskusi,saling lontar ide, kritik, akhirnya waktu terbuang
percuma tanpa action. Karena belum apa2 sudah ramai duluan. Kapan kita
akan sadar dan intropeksi akan kekurangan2 kita dan tidak selalu
menjelek-jelekkan orang lain? Selama itu belum terjawab kita akan terus
seperti ini, menjadi negara yang katanya sudah mencapai titik minimal
untuk disebut negara beradab dan tetap terbelakang disegala bidang.


Mudah-mudahan pernyataan beliau menjadi peringatan bagi kita semua,
terutama saya pribadi & kita semua agar bisa lebih banyak belajar dan mampu merubah
diri untuk menjadi yang lebih baik.

Lanjutin Yuuk ... !!!

Kawan



Kawan...adalah orang yang menyertai kita dalam perjalanan...
Mungkin perjalanan yang pendek, bisa juga panjang..
perjalanan maknawi maupun yang hakiki...

Ia memang punya tempat tersendiri pada diri kita
sehingga tetap saja mengusik hati...
Kegembiraannya adalah kegembiraan kita...
Kesedihannya sering kali membuat kita meneteskan air mata..


Ia memang bukan orang sempurna....
Di sana-sini ada kekurangan yang selalu menyerta..
Ia pernah bersalah, sebagaimana wajarnya manusia...

Ia juga pernah menyakiti kita..
sebagaimana kita juga pernah menyakiti hatinya..

Singgungan kata pernah menyapa..
ribut-ribut, tak sependapat atau bertengkar pernah terjadi..
Namun kemaafan selalu menyerta setiap kesalahannya maupun kesalahan kita..

Ia adalah orang yang bisa memahami kita..
sebagaimana kita pun bisa memahami dirinya..

Kekurangannya bukan hal yang menjadikan kita menjauhinya...
Ia pun tak pernah menjauh karena kekurangan kita..

Di saat banyak orang melupakan temannya..
ia selalu ingat pada kita...

Jarak bukan penghalang utnuk berbagi rasa..
Di kala dekat, ia bisa menyebabkan suasan riang gembira..
Di kala jauh, kita sering merindukannya..

Untaian menikam masih kurang ebrharga dibandingkan banyak
kebaikan yang telah diberikannya kepada kita..

Memang dia bukan orang yang terlahir dari rahim yang sama dengan kita..
namun ia ettap memilki hal-hal yang agung pada kita..

Persaudaraan iman, adalah ikatan kuat, kokoh..
tak lepas hanya karena terpisahnya jarak, waktu bahkan kematian...

Penderitaannya adalah kesedihan kita..
kegembiraannya adalah suka cita kita..
Ia adalah engkau..
saudaraku di jalan Allah...

(dikutip dari majalah el-fata)

Lanjutin Yuuk ... !!!

Masalah


Hari ini udara hangat cerah , hari esok nyanyian baru memberi semangat, di bawah langit yang sama banyak peluang yang menunggu .Akan seperti apakah hari ini ..? aku bertanya .. Berada di dunia luar sana membuat diri harus mencari, membangun kekuatan dan keberanian

Banyak persoalan yg hadir di hadapanku namun seperti biasa sinar mentari pagi menggantikan indahnya sinar rembulan pada malam hari tak hanya menggantikan bulan, tapi memberikan kehangatan bagi siapa saja yg menikmatinya .....


Adakah cara menjauhkan ombak dari pasir tanyaku lagi .. ? Itulah wujud setia dan pasti jawabnya

Aku terdiam sejenak, teringat hujan yang mengguyur bumi dan hadirnya pelangi menghiasi indahya langit yg membiru .... namun hujan dan pelangi sama halnya seperti bulan dan mentari .... berganti, menghiasi hidupku dan juga hidup setiap orang yg merasakanya ....

Aku terdiam, Merenung dalam kelam ... semua yg kulihat dan kurasakan ternyata bukan hanya menghiasi hidupku namun semua itu juga memberikan pelajaran yg berharga untukku ...
ya benar ... sangat berharga ....

Aku, kamu dan mereka adalah sama ..... dan setiap orang yg masih menghirup udara segar pasti memiliki segudang permasalahan ..... masalah adalah salah satu seni kehidupan, yang dengannya seseorang bisa berkarya, masalah itu pun sebagai ujian dari-Nya, yang dengannya seseorang mendapatkan tempat yang mulia, ataupun karenanya seseorang menjadi tercela dah terhina ….
Tak ada yang aneh dengan masalah, karna masalah adalah bagian dari hidup kita sebagai manusia …. sebenarnya bukan permasalahannya yg jadi masalah melainkan sikap kita menghadapi permasahan itu ....

Yakinlah .... !!!
Bahwa masalah yg kita hadapi tentunya telah di sesuaikan dengan kemampuan yg kita miliki ... ya ... semuanya telah di atur oleh-Nya
Laa yukallifullahu nafsan illa wus’ahaa …..
Oleh karenya, mintalah petunjuknya .... dan lihatlah malam yg hilang di gantikan siang, pagi yg hilang di gantikan sore, disaat musim panas membara, akan tiba musim penghujan yang menyejukkan. Begitu pun dengan masalah kita .... semuanya pasti akan pergi dan hilang di gantikan dengan kebaikan atau bahkan keburukan ..... semuanya tergantung kita ....
Pilihlah jalan yg benar dan mulia, meski jalan yang mulia itu tidaklah murah dan mudah …..

Lanjutin Yuuk ... !!!

Ego Seekor Kepiting


Manusia kadang seperti kepiting. Mereka tidak dapat maju karena terbelenggu oleh egonya sendiri. Cobalah perhatikan sejumlah kepiting dalam sebuah keranjang. Dapatkah mereka memanjat dinding naik ke atas, untuk meraih sukses atau membebaskan diri? Ternyata tidak. Bila ada seekor kepiting yang menunjukkan tanda-tanda akan berhasil, kepiting yang lain akan segera me-nariknya kembali ke dasar keranjang. Mereka sangat suka dengan yang disebut “senasib sepenanggungan”, dalam arti yang negatif. Mereka seolah-olah ber-sepakat: “Mari kita sama-sama menderita”.


Di kota Pontianak, orang memancing kepiting dengan mempelajari serta memanfaatkan ego yang ada pada kepiting. Pernah dengar bagaimana caranya? Mereka menggunakan sebatang bambu, mengikatkan tali ke bambu itu. Seutas tali diikatkan ke batang bambu sementara pada ujung tali yang lain diikatkan batu. Mereka mengayun bambu agar batu di ujung tali terayun menuju kepiting yang diincar. Mereka mengganggu kepiting itu dengan batu, menyentak dan menyentak agar kepiting itu marah, dan kalau berhasil kepiting itu menggigit tali atau batu itu dengan geram, capitnya akan mencengkeram batu atau tali dengan kuat sehingga mereka dengan leluasa dapat mengangkat bambu dengan ujung tali berisi kepiting gemuk yang sedang marah. Mereka tinggal mengayun perlahan bambu itu agar ujung talinya menuju sebuah wajan besar berisi air mendidih karena di bawah wajan itu ada kompor dengan api yang sedang menyala. Mereka celupkan kepiting yang sedang murka itu ke dalam wajan, dan seketika kepiting melepaskan gigitannya dan tubuhnyapun berubah menjadi merah. Tak lama kemudian mereka bisa menikmati kepiting rebus yang sangat lezat. Kepiting-kepiting yang malang itu menjadi korban the crab hunters karena kemarahannya, karena kegeramannya atas gangguan yang dilakukan melalui sebatang bambu, seutas tali dan sebuah batu kecil.

Kita sering sekali melihat banyak orang jatuh dalam kesulitan, menghadapi berbagai masalah, kehilangan peluang, bahkan kehilangan segalanya karena MARAH. Karena egonya yang terpancing.

Jadi kalau Anda menghadapi gangguan, baik itu batu kecil atau batu besar, hadapilah dengan bijak, redam kemarahan sebisa mungkin, lakukan penundaan beberapa saat, tarik nafas panjang sembari menghitung mundur, turun dari dua puluh menuju sepuluh. Kalau perlu pergilah ke kamar mandi, cuci muka atau basuhlah tangan dengan air dingin, agar murka Anda mereda dan Anda terlepas dari ancaman wajan panas yang bisa menghancurkan masa depan Anda.

Ego yang mendidih ibarat air yang berlumpur, pikiran sangat jauh dari jernih. Untuk mendapatkan kembali kejernihannya, biarkan butiran halus lumpur itu mengendap bersama waktu dalam kesabaran dan kesadaran, secara alami.

Ego itu terkait dengan harapan yang bersifat possesive disertai rasa takut yang tersembunyi. Ego itu menyuarakan harapan seperti: “Belum tahu dia siapa aku”, “Jangan coba-coba berani mengganggu apalagi melecehkan aku”. Rasa takut membangkitkan keraguan seperti: “Kira-kira mau nggak mereka menghargaiku. Mau nggak mereka memperlakukan aku sebagai orang penting?”. Ego itu adalah “pikiran monyet” yang bersikap gelisah serta bertindak salah tingkah, dalam upaya melindungi harga diri tuannya sebagai “sosok pribadi yang bermartabat”. “Monyet edan” yang menggandul di pundak pikiran sesungguhnya dapat dikendalikan serta dipisahlan dengan mengamati secara seksama apa yang terjadi (inside yourself) ketika sedang marah, ketika benci terhadap sesuatu atau seseorang. Just give a great attention, focus on what’s happening, and free yourself from the filter of possessive expectation and fears. Feel the tranquility of the moment (Untuk mendapatkan hasil yang optimal tentu dibutuhkan latihan yang teratur dan continue)

Dan, …… tiba-tiba saja kita tiba pada satu sudut pandang yang berbeda, yang dapat membebaskan diri kita dari berbagai belenggu persoalan. Bahwa berbagai masalah tidak semata-mata berada pada diri orang lain atau dunia luar. Bahwa berbagai persoalan terkait dengan respons yang kita berikan kepada orang lain atau dunia luar. Dan respons-respons ini sesungguhnya dapat (dilatih untuk) dikendalikan.

Lanjutin Yuuk ... !!!

Hatiku dan Ujian-Nya


Bismillah........

Alhamdulillah, Rasanya jika bukan karena pertolongan-Nya, kemudian senyum-senyum ceria wajah teman-teman di sekitarku--yang tanpa sadar selalu memberikan motivasi dikala aku merasa lelah dengan kondisi kejiwaanku yg labil, seakan-akan membuat surut langkahku, aku mungkin akan seperti buih dilautan yg terhempas oleh kencangnya tiupan angin, tidak seperti karang yg kokoh meskipun badai kuat terus menerjang ......

Demikan juga dengan ujian-ujian yang dengan teratur datang silih berganti dariNya, terkadang membuat hatiku yang lemah ini menjadi ragu akan kasihsayang-Nya, mulai mempertanyakan, 'kenapa Tuhan berbuat seperti ini padaku?' atau, 'apa dosaku, sehingga Tuhan menimpakan ujian ini untukku?'

Hahahaha....lucu sekali. Mempertanyakan 'apa dosaku?'. Begitu naifnya manusia yang merasa dirinya bersih tanpa dosa di hadapan Tuhan yang Maha Mengawasi!


Yah, terkadang memang aku terlalu lalai dalam memahami hakikat hidup ini. padahal sekian banyak tanda-tanda kebesaran-Nya yang memberikanku kesempatan untuk merenung sejenak memahami pesan-pesan yang hendak Dia sampaikan untukku.

Dan yang lebih menggelikan, saat aku memberikan sederet tuntutanku pada Tuhan, suatu pengorbanan kecil untuk-Nya saja aku masih harus memutar otak dengan berbagai alasan yang dilegalkan agar aku masih bisa tersenyum saat meninggalkan apa yang menjadi kewajibanku..... sungguh aneh gumamku dalam hati .....

Ah, ujian...ujian...semuanya rahasia, Dia Yang Maha Memutuskan.

Yah, memang, memang kebijakan Tuhan sangat unik sekali. Terkadang membuat manusia tertawa, tersenyum, cemberut, menjerit, berontak, menangis, mencaci, baik dengan kesadaran penuh atau tidak.

Dan lebih menyedihkan ketika aku tidak mampu memahami uluran tangan-Nya yang hendak menyelamatkan diriku, yang hendak memberikan pilihan yang terbaik untukku, yang hendak membantu menyusun puzzle-puzzle yang berserakan agar dapat aku ketahui secara pasti.

Ujian yang hendak mengujiku, ujian yang pada hakikatnya akan meninggikan kedudukanku, kuanggap sebagai ketidakadilan Tuhan, kuanggap sebagai bentuk berlepas diriNya Tuhan akan apa-apa yang sudah Dia tetapkan atasku.....betapa bodohnya aku, teriak hati kecilku seolah murka terhadapku....

Sungguh jiwa ini amat rapuh dalam menerima ujian-Nya, meskipun banyak sekali tersimpan makna-makan hidup di dalamnya..

Benarkah aku mampu menangkap sinyal pemberitahuan dariNya?

Atau aku hanya sekedar lari dari suatu kenyataan yang sudah semestinya kulalui?

Atau juga aku berpura-pura memahami, namun hakikatnya justru menajdikanku terjerumus pada jurang kenistaan dan kebinasaan sebagai makhluk-Nya?

Sadarkah aku akan pesan-pesan dari-Nya?

Sadarkah aku terhadap kelalaianku, yg berani meninggalkan perintah dan larangan-Nya?

Sadarkah aku dengan segala bentuk panduaan akan eksistensi-Nya?

Bahkan benarkah aku sadar atas apa yang aku lakukan?

Atau jangan-jangan aku justru hanya berjalan dengan pikiran yang melayang akan sebuah tuntutan padaNya yang tanpa hakku atas itu?

hai hatiku yang lemah.........sadarlah akan eksistensi dirimu yang hanya sebagai hamba-Nya....

Sadarlah atas sebuah pengakuan keberadaanmu padaNya yang terkadang engkau sendiri tidak memahaminya...

Sadarlah....akan ujian-ujian yang kini tengah mulai menghamipirimu sebagai suatu hal yang menjadikanmu mulia di hadapanNya, jika engkau mampu memahami dan lulus dalam pandanganNya...

Yah, Terkadang Tuhan memang tidak memberikan apa yang kita minta, tapi satu hal yang pasti bahwa, Tuhan akan selalu memberikan apapun yang kita butuhkan.......

Tapi mampukah kita menyadari tentang hal ini?

Menyadari bahwa Tuhan menyayangi kita dengan segala bentuk kebijakanNya?

Lanjutin Yuuk ... !!!